Aku tak suka berdiri di sini, saat ini.
Terluka adalah hal yang biasa dalam kamusku. Tapi entah mengapa, kali ini sayatan yang kau ciptakan terlalu menyakitkan.
Seakan hanya ada kebencian.
Baiklah, aku menyerah. Tak akan aku paksakan lagi. Aku akan berhenti sampai di sini.
Ku kira kau akan memenuhi janji yang kau buat sendiri.
Lagi dan lagi dan lagi dan lagi dan lagi. Semua hanya berulang di titik yang sama.
Dan bekal dalam kotak memoriku mulai menipis. Isinya habis dilalap air mata bulan Desember.
Baiklah, aku kalah. Cukup sampai di sini saja.
Aku menyerah. Aku akan menepi, dan menghilang dari pandangmu.
Aku masih ingin dapat tersenyum.
Aku masih ingin bisa menikmati isi dari kotak memori. Mengingat kita yang dulu, tanpa air mata.