Litelenjel's Stories
bercerita tentang rasa yang adatak terucap, bukan berarti tak dirasa..
Karena kita punya hati. Tempat bebas untuk menduga, berprasangka, berpendapat, merasa, dan memelihara mimpi. Wilayah abu-abu dari semua penilaian benar salah. Teritorial paling aman lagi pribadi. Kotak pandora penuh misteri, berisi hasrat dan rahasia terdalam.
Dan inilah kisah cerita hatiku. Isi benak dan pikiranku. Tentang aku, kamu, dan sekitar.
Kasih Waktu Lebih Banyak
Hari Baik To Say Sorry
Hari ini langit dipenuhi doa baik dan gema kata maaf.
Dunia sedang dipenuhi mereka si pemberani, yang ringan meminta maaf. Dan mereka si lapang dada, yang mudah memaafkan.
Tapi tidak untukmu. Tak ada kata maaf buatmu.
Kamu, si pengecut.. Yang tak punya nyali untuk meminta maaf.
Hari ini aku teringat lagi kata-kata penuh dusta itu. Semua sikap dan perlakuanmu.
Ah, sampai mati tak akan ada kata maaf untuk manusia macam kamu.
Semoga kita tak akan pernah berjumpa lagi. Di kehidupan sekarang, ataupun di kehidupan setelah mati.
Semoga Tuhan selalu melindungi aku dari mahluk sepertimu.
Dan semoga, secepatnya kamu akan menuai semua yang sudah kau tanam.
Lebih dahsyat sakitnya. Berkali-kali lipat pedihnya. Aamiiin.
Ada Ujungnya
Hidup mempertemukan kita dengan mereka yang ajaib, untuk belajar.
Karena sejatinya hidup adalah perjalanan lucu-lucuan, untuk kembali pulang padaNya.
Semua manusia, jalan cerita, proses, kesedihan, pencapaian, dan segala hal yang kita temui dalam hidup..
Ujungnya hanya menjadi perantara untuk kembali padaNya.
Gak usah dibawa ribet. Fokus sama ujungnya aja..
Sungguh Kasihan
Hari ini aku mengingatmu.
Tak ada lagi air mata dan emosi. Hambar. Tak ada rasa apa-apa.
Sudah tak ada penyesalan lagi.
Aku sadar, aku yang memilih untuk menjadi orang baik. Aku memilih untuk menjadi orang yang penuh maklum dan pemaaf. Aku memilih untuk menjadi dia yang selalu berprasangka baik.
Aku yang berkuasa untuk menyuguhkan segala hal paling baik yang dipunya. Aku yang memutuskan untuk jadi yang terbaik.
Jika jalan cerita mempertemukanku dengan makhluk brengsek sepertimu, itu namanya takdir. Dan aku menerimanya.
Meski setengah mati tak percaya, di dunia ini ada manusia yang begitu licik. Ya, kamu.
Bagiku, sekarang kau hanyalah pelajaran hidup. Sebagai contoh nyata.
Bahwa ada ciptaan-Nya, yang bernafas dan berjalan di muka bumi, tapi tanpa hati. Penyembah dunia, dengan segala tipu dayanya.
Bertopeng pesona untuk menjerat, memperalat, menguras habis energi, hanya demi pencapaian semu.
Bagiku, sekarang kau hanyalah pelajaran hidup. Sungguh kasihan manusia sepertimu.
Harus selalu menipu dan berdusta sepanjang usia. Munafik. Benalu.
Aku rasa, dirimu sendiri tak bisa membedakan mana yang betulan atau rekayasa.
Mungkin, dirimu sendiri pun selalu curiga kalau kamu perdaya.
Mungkin dirimu sendiri tak bisa percaya padamu.
Kasihan.
Lesson Learned
A pretty face doesn’t mean a pretty heart
Litelenjel
#quoteoftheday Menangis Lagi
Charles Chaplin menceritakan kepada para hadirin sebuah lelucon yang sangat lucu. Mereka yang hadir, tertawa terbahak-bahak.
Kemudian dia mengulangi lelucon yang sama, tetapi hanya beberapa orang yang tertawa.
Sekali lagi dia mengulangi lelucon yang sama, tetapi kali ini tidak ada seorangpun yang tertawa.
Kemudian ia memandang ke arah para hadirin selama beberapa detik dan berkata:
“Jika anda tidak bisa menertawakan lelucon yang sama berulang-ulang, mengapa anda menangis berulang kali atas masalah yang sama?”