Litelenjel's Stories
bercerita tentang rasa yang adatak terucap, bukan berarti tak dirasa..
Karena kita punya hati. Tempat bebas untuk menduga, berprasangka, berpendapat, merasa, dan memelihara mimpi. Wilayah abu-abu dari semua penilaian benar salah. Teritorial paling aman lagi pribadi. Kotak pandora penuh misteri, berisi hasrat dan rahasia terdalam.
Dan inilah kisah cerita hatiku. Isi benak dan pikiranku. Tentang aku, kamu, dan sekitar.
Semu
Bungkusan yang indah tak selalu menutupi hal yang berkilauan. Bisa jadi di dalamnya hanya seonggok benda tak bernilai. Bisa jadi ia hanya sampah. Sengaja ditutupi agar tak dikenali bau dan rupanya.
Dan tak selamanya yang tampak buruk rupa itu menyimpan ruang yang gelap. Bisa jadi ia sengaja dibuat pekat kelabu, karena menyembunyikan gemerlap nan cerah ceria.
Hari ini aku telah belajar.
Semua ternyata semu.
Tak ada yang nyata.
Alhamdulillah,
Terjawab sudah.
Tak ada lagi pertanyaan.
Kuatkan hati untuk langkah berikutnya. Bismillah. Hanya bersama Allah aku tenang. Hanya Dia sebaik-baiknya penjaga.
Selamat hari jadi, kesemuan.
Kamu, Yang Tak [Belum] Bernama
Dear kamu,
Nama kamu aja aku belom tau. Tapi senyummu, kerlingan matamu, lambaian jemarimu sungguh telah memikat hati.
Aku tau kau bukan milikku. Aku tau aku tak bisa menatapmu selama yang hati ini mau. Dan mungkin, suatu hari nanti, kau akan lupakan aku.
Tak mengapa. Satu yang kamu harus tau, hati ini telah tertambat padamu. Jika kelak aku tau namamu, dapat kupastikan dia akan selalu kusebut serta dalam doa2ku.
Sehat selalu ya, Mas..
Cepat besar..
Bude love you..
Maju. Berhenti.
Orang bijak memberi nasihat..
Untuk bisa berbahagia dan mendapatkan yang kita inginkan, yang harus kita lakukan adalah terus maju. Berusaha sepenuh hati, segenap jiwa, sebulat keyakinan untuk dapat meraihnya.
Tetapi..
Ada kalanya, langkah kita harus segera berhenti mengayun untuk maju. Ketika kita menyadari, bahwa mereka yang kita sayangi akan terluka akan usaha ini.
Senyum dan bahagia mereka terlalu mahal dan berharga. Tak akan tergantikan dengan bungahnya pencapaian mimpi kita.
At the end, yang kita perlukan hanya hati yang sedikit lebih besar. Untuk menyimpan sebongkah impian yang terpaksa menguap.
Aku belajar, semua ingin dan upaya tak selamanya menjadi nyata dan berbuah. Bisa jadi, dia cuma akan menambah koleksi halusinasi berbalut harap, yang hanya dapat dinikmati diam2.
Seperti kita.
Aku dan kamu.
Kenapa Datang Lagi?
Kadang, segala yang tersimpan dalam, akan perlahan mencuat kembali. Memori pahit yang sengaja diacuhkan. Semua rasa dan emosi yang selama ini dibuat seakan terabaikan.
Walau samar, tak kasat mata. Mereka hadir tanpa diundang. Ada. Nyata.
Memaafkan memang perjuangan tanpa akhir. Tapi sungguh, melupakan adalah pergelutan yang jauh lebih berat lagi.
Seberapa besar hatimu untuk dapat memaafkan? Seberapa kuat ia untuk melupakan luka dalam hati?
Di Si Ni
Binar di matamu memudar,
Aku sangat kenal bagaimana kau muram..
Bahu ini siap untukmu bersandar,
Sedikit nyaman diantara awan suram..
Sayang,
Ada kalanya kita kalah,
Bukan karena payah,
Tak jua karena lelah,
Hanya kadang rencana bisa jadi salah..
Ada waktu kita agak lengah..
Aku di sini..
Tak akan pernah pergi..
Di sini aku menunggu,
Siapkan dekap erat pelukku,
Tempat pulang untuk mengadu..
Bukan berarti kau lemah
Atau mengeluh kesah,
Tak ada yang salah
Jika sesekali berbagi gundah..
Aku di sini..
Tak kan beranjak pergi
Menemanimu dalam sepi,
Menemukan lagi rasa berani..
Aku di sini,
Selalu di sini..
Diucapkan atau Tidak
Aku berhati-hati dengan kata,
Aku jaga semua kalimat dalam senyap..
Karena perasaan adalah tetap perasaan
Meski tak diucapkan..
Walau tak sampai,
Walau kau tak mengerti,
Walau tak ada yang tau..
Tapi ini tetap cinta namanya
Diucapkan atau tidak..
Tak berkurang nilai sedikit pun
