Litelenjel's Stories

bercerita tentang rasa yang ada

tak terucap, bukan berarti tak dirasa..

Karena kita punya hati. Tempat bebas untuk menduga, berprasangka, berpendapat, merasa, dan memelihara mimpi. Wilayah abu-abu dari semua penilaian benar salah. Teritorial paling aman lagi pribadi. Kotak pandora penuh misteri, berisi hasrat dan rahasia terdalam.

Dan inilah kisah cerita hatiku. Isi benak dan pikiranku. Tentang aku, kamu, dan sekitar.

Rindu Kamu

Aku di sini menunggumu,
Berkawan dengan sendu
Bersahabatkan rindu

Oktober,
Sampaikan pada kekasihku..
Hari-hariku kini kelabu,
Tersiksa jarak dan waktu..

Lihatlah Lebih Dekat

Semua yang tampak “wow” di matamu, selalu menyimpan beribu “duuh” dibaliknya.
Kadang tersembunyi halus, hingga tak terkesan sama sekali.

Tak ada perjuangan yang tak menorehkan luka.
Tak ada perjalanan yang tak menguras peluh.
Tak ada proses bertumbuh yang tak melalui rasa kehilangan.

It’s not easy, baby..

Jadi, jika sekarang kau sibuk cemburu. Memelihara iri dan dengki. Hanya bisa nyinyir dan kritis pada kesuksesan orang lain. Lihatlah dari sudut yang lain..

Aku Tak Suka Rindu..

Ini bukan hal baru,
Tapi tetap menyiksa.
Tak pernah terbiasa..
Selalu tak dapat menikmati..

Jarak selalu berhasil mencipta rasa ini,
Tak nyaman yang bergelitik di dalam hati..

Aku benci rasa ini..
Aku tak suka rindu.
Terlalu menyiksa,
Membuat sesak dalam dada..

Bagaimana cara menghalaunya?
Bagaimana cara berdamai dengan rindu?

Mungkin ada yang tau,
Rumus paling mudah untuk menyederhanakan rasa ini?

Pitstop

Karena hidup tak selamanya berjalan mulus. It’s okay untuk berhenti sejenak, melangkah mundur sedikit. Untuk banyak langkah berikutnya ke depan..

Karena kadang, langkah kaki memang harus terhenti sejenak, untuk memahami hikmah. Untuk belajar dan merenungi semua yang sudah terlewati 😇

Yang Mana Lagi?

Tebak-tebakan tentang jodoh, sama seperti menerka jumlah bintang di langit. Tak ada ilmu ataupun rumus pasti. Kadang, tak masuk di akal.

Tidak akan pergi menjauh jika memang sudah haknya. Pun, tak akan pernah menjadi milik diri, bila tak digariskan.

Sudahkah bersyukur untuk jodoh yang DIA tunjuk untuk kita?

Ya, jodoh berupa pasangan hidup. Jodoh berupa anak keturunan. Jodoh berupa pekerjaan dan profesi. Jodoh berupa partner kerja. Jodoh berupa klien dan pelanggan. Jodoh berupa sahabat. Jodoh berupa tempat tinggal.

Yakinkan hati..
Merekalah yang terbaik,
Yang paling tepat
Yang paling tercocok
Untuk saat ini..
Menemani dan bersamai kita, di masa ini..

Puaslah dengan merasa cukup..
Atas jodoh terbaik yang sudah dipilihkan..

Lalu, nikmat yang mana lagi yang mau kamu dustakan?!.. ❤

Yang Tersisa dari Hidup

Pagi ini suram. Kelabu lebih tepatnya. Semua timeline dan chat berisi berita duka tentang guru yang pergi mendahului. Pulang ke kampung syurga.

Aku mungkin hanya beberapa kali saja pernah bertatap muka. Pun tak begitu mengenalnya. Tapi hati ini pilu, sedih bergelayut tak mau pergi. Memang, berita sedih seperti ini memang tak pernah mudah.

Aku belajar hari ini. Hidupmu tidaklah penting jika kau pergi tanpa meninggalkan warisan. Dan warisan paling berharga adalah ilmu. Sumbangsih dan pengabdianmu kepada sesama. Caramu mengubah hidup orang lain dengan terapan ilmu yang kau punya.

Walau nanti raga tak akan pernah lagi bertemu, tapi apa yang kau beri akan terus menemani. Ilmu yang kau titipkan kepada sesama akan terus bersinar menemani rumah barumu yang gelap nanti.

Hidup tak akan berarti, jika semua hanya tentang kamu. Mulailah peduli. Mulai berbagi. Bermanfaat bagi yang lainnya. Titipkan ilmu yang kau punya kepada banyak orang.

Karena yang tersisa dari hidup hanyalah kenangan. Betapa kamu pernah berguna, bermanfaat, dan mengubah hidup orang-orang karena ilmu yang kau punya.

Semoga Allah swt menerima segala amal baikmu, Pak Her..

The Other Me

Konon katanya, tak kenal maka tak kan sayang. Mari kita berkenalan dan melihat sisi lain dari aku, lebih dekat lagi..

Keep in touch!