Litelenjel's Stories
bercerita tentang rasa yang adatak terucap, bukan berarti tak dirasa..
Karena kita punya hati. Tempat bebas untuk menduga, berprasangka, berpendapat, merasa, dan memelihara mimpi. Wilayah abu-abu dari semua penilaian benar salah. Teritorial paling aman lagi pribadi. Kotak pandora penuh misteri, berisi hasrat dan rahasia terdalam.
Dan inilah kisah cerita hatiku. Isi benak dan pikiranku. Tentang aku, kamu, dan sekitar.
Seasli-Aslinya
Jika kau memang bunga, jadilah ia yang paling cantik. Menawan dengan hiasan kelopak warna warni. Semerbak mewangi. Mengundang senyum. Jadilah ketulusan yang indah..
Begitu pun jika kau tanaman berbisa. Maka tunjukkan saja durimu. Juga aroma busuk dari getahmu. Perlihatkan jelas, jika kau tak ada guna, tak ada manfaat..
Perlihatkan nyata. Siapa kau sebenarnya. Agar ku tak perlu menduga. Tak usah lelah menerka..
Kadang bingung. Kerap susah percaya..Yang mana wujud nyatamu? Perlihatkan padaku seasli-aslinya..
#NoteToMySelf Kebiasaan yang Susah
“Karena memang susah sih menghapus perasaan, tapi yang lebih susah lagi itu untuk menghapus kebiasaan.”
– @shitlicious
Satu Masa
Ada satu masa, ketika segala terasa sempurna. Walau tadinya tak pernah terlintas. Seketika ia hadir memberi tanda. Inilah waktunya..
Ketika masa itu datang, jangan pernah kau pertanyakan fikir. Biarkan kalbu yang menuntun. Ikuti irama langkahnya membawamu. Tak mungkin hati menipu. Tak pernah ia salah memberi arah.
Di Sini Aja
Melihat langkahmu
Mengamati setiap lekuknya
Mengikuti setiap geraknya
Mengawasi setiap inchi tumbuhnya
Menjagai setiap kerikilnya
Mengiringi setiap derapnya
Mengamini setiap kayuhannya..
Aku di sini,
Dekat dengan jantungmu
Degup yang menjadi hidupku
Aku di sini,
Dan akan terus di sini
Tetap di sampingmu
Tak kan pergi ke mana
Untuk dapat mengawani langkahmu
Sampai sejauh apa pun itu
Hingga tiba di garis akhir
Bersama sama,
Aku dan kamu
Bait Doa Untukmu
Berkawan dengan hening,
Seuntai doa pun lahir,
Dari bibir yang tak bergeming,
Senandung kalbu tiada akhir
Rindu ini terlalu pekat..
Tak ada kata dapat terucap,
Hanya ada rasa hangat,
Nyaman yang mendekap
Lantunan dari hati yang merindu
Bait ini terasa pilu
Terekam oleh sang waktu
Semua doa ini padamu tertuju
Ya, beginilah caraku memelukmu..
1 2 3 4
Satu dua tiga empat,
Detik seakan melambat,
Penantianku bagaikan berabad,
Ku tak ingin terlambat,
Hati ini telah terpikat..
Padanya rasa tertambat..
Sang waktu,
Tak mengerti kah engkau?
Aku tak dapat menunggu,
Kuingin segera bertemu..
Dengannya yang aku rindu..
Walau hanya dalam mimpi,
Meski tak nyata di sisi,
Ya, walau akan ada kata tapi,
Dan berakhir sepi..
Lagi…dan lagi….

