Kepada langit jingga..
Apakah kau akan berganti gelap?

Ku akan menunggu di ujung senja,
Di sana lah kau terdekap..

Tak kan menyesal menantimu,
Tak kan mengeluh sampai kau ada
Karena hati tlah menetap

Gadis kecil bermain sendiri
Menanti kawan untuk menemani
Akan diajaknya menari dan berlari

Atau hanya berdiam diri
Dengan genggaman di jemari
Menikmati waktu yang berganti
Tanpa kata dan iringan melodi

Tak istimewa sama sekali,
Tapi rasanya ada di hati..

Aku ingat ketika kau menyapa “Hi”
Dan aku ingat baju biru yang kau pakai
Waktu itu ada senyum yang sangat ku kenali
Tapi kini tiada lagi..

Mungkin kisah kita tlah usai
Tapi masih ada yang tak ku mengerti
Apakah bila tak mungkin terjadi
Lantas berhak untuk berangsut pergi

Hanya untuk membela diri
Tak perlu lah membuka aib sendiri

Semua hanya emosi
Emosi yang dapat dieliminasi
Jangan jadi berkelahi
Karena kita tak tau skenario di depan nanti

“Qur’an ini Ananda, lebih dari alam sejagat raya. Karena itu, ialah yang lebih kau kejar dari segala ilmu. Tempatkan ia di muka, maka rahmat Allah yang engkau terima. Bila hati sedang berduka, bacalah Qur’an, Anakku. Iramanya saja akan menyembuhkan luka hatimu.”

–

Elly Risman, Psi

*Heartwarming*

Listening to Jangan Cintai Aku Apa Adanya by Tulus

Kau terima semua kurang ku..
Kau tak pernah marah, bila ku salah..
Kau selalu memuji apapun hasil tanganku, yang tidak jarang payah..

You are the sun,
I am the moon
and I can only
shine because
of you.

(Source: premeditation)