Litelenjel's Stories

bercerita tentang rasa yang ada

tak terucap, bukan berarti tak dirasa..

Karena kita punya hati. Tempat bebas untuk menduga, berprasangka, berpendapat, merasa, dan memelihara mimpi. Wilayah abu-abu dari semua penilaian benar salah. Teritorial paling aman lagi pribadi. Kotak pandora penuh misteri, berisi hasrat dan rahasia terdalam.

Dan inilah kisah cerita hatiku. Isi benak dan pikiranku. Tentang aku, kamu, dan sekitar.

Sebuah Pembelajaran

repost via cahayaayu:

Hari ini aku belajar: Untuk menjadi orang besar, jalan yang harus dilalui tidak akan pernah sepi dari kritik, cacian, & tentangan. Bahkan ancaman.

Hari ini aku belajar: Untuk menjadi orang besar kita tidak boleh berhenti hanya karena jalan yang dilalui mulai mendaki, melelahkan & seakan tidak ada harapan.

Hari ini aku belajar: Untuk menjadi orang besar kita harus punya mimpi besar yang dimulai dari hal kecil, sekarang dan dari diri sendiri.

Hari ini aku belajar: Untuk menjadi orang besar harus selalu berusaha menempatkan Sang Maha Besar di posisi terdepan dalam setiap proses usaha kita.

Hari ini aku belajar: Untuk menjadi orang besar harus hidup sesadar2nya sebagai manusia. Makhluk yang penuh kelemahan sekaligus potensi raksasa dalam dirinya.

Bermimpilah menjadi orang besar, jangan hanya bermimpi menjadi orang sukses apalagi hanya menjadi kaya saja.

—M. Kurniawan, CEO SRENGENGE Marcomm Agency (Jogjakarta) dan Ketua Bidang Pengembangan SDM PPPI (Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia) Pusat—
*nb: Terimakasih pak Iwan atas sharingnya hari ini…^_^

(Source: cahayaayu-blog)

Sate Padang Special

Ini adalah menu makan malamku. Oleh-oleh dari suami tercinta sepulang ia bekerja. Lalu, apa yang membuatnya begitu istimewa?!

Tentulah biasa saja apabila sate ini kita sendiri yang membeli. Tetapi akan terasa sangat special kalau yang membelikannya adalah sang kekasih hati. Perlakuannya pun berbeda, tadi sate padang ini dikemas terpisah dari bumbunya yang terkenal pedas. Karena lambungku bermasalah, aku tidak bisa mengkonsumsi makanan yang dapat memicu asam lambungku meningkat, seperti makanan yang terlalu kecut, pedas, mengandung santan ataupun yang berbumbu tajam. Benar-benar sate padang khusus untukku 🙂

Semenjak kami menikah pada bulan Juni 2010 lalu, setiap suamiku pergi, dia selalu membawakan aku oleh-oleh. Bukan benda, tetapi makanan. Yup, makanan yang sama seperti yang dia makan selama di luar rumah. Karena menurutnya, “umi makan sama seperti yang abi makan”. Begitulah suamiku menerapkan salah satu hadist yang pernah dibacanya.

Kemarin-kemarin aku dioleh-olehin mie ayam, di waktu yang lain aku pernah dibawakan bubur ayam, bakso, atau siomay kesukaannya. Kadang jajanan dari koperasi tempat kerjanya pun dibawakan pulang hanya untukku. Bagiku, apapun makanannya pasti istimewa. Karena aku tau, ketika suamiku memesan satu porsi lagi untuk dibawa pulang, dia sedang merindukan dan memikirkanku. Makasih abi, so sweet banget deh ♥

Tapros…oh, Tapros…

*Hmmpf*

bekas suntikan Tapros kemarin di pinggul sebelah kanan ini, kadang masih nyeri dan ngilu kalau tidak sengaja tersenggol. Ini adalah terapi kedua dari tiga kali suntikan yang harus aku lalui. Untuk sebagian orang, kadang ada yang harus sampai disuntik 6 kali, lho.

Alhamdulillah, menurut Prof. Farid Aziz, SpOg sang specialist onkologi itu, aku cukup hanya tiga kali saja mendapatkan injeksi obat ini, untuk me-reduce pertumbuhan kista endometrium dan mioma-mioma baru setelah operasi pembersihan kemarin. Jeda dari terapi satu ke terapi berikutnya ini kurang lebih empat minggu. Jadi, sebulan sekali aku harus absen ke rumah sakit untuk ketemu om Profesor.

Setiap jadwal suntik mendekat, aku suka agak deg-degan. Selain karena terbayang sakitnya tusukan jarum suntik, sejujurnya yang paling bikin takut adalah bila mengingat total tagihan setelah suntik Tapros ini. Harganya itu lho, “mahal geellaa” kalau kata anak jaman sekarang. Untung suami bekerja di tempat yang ada jaminan kesehatan untuk karyawan dan keluarganya. Sehingga tagihan biaya berobat ditangguhkan dahulu oleh pihak asuransi. Lalu 10%-nya yang menjadi kewajiban kita, dapat dilunasi pada akhir bulan ketika menerima gaji, dengan sistem kredit.

Syukurlah.

Dan yang sangat amat membuatku bersyukur adalah pernyataan Prof. Farid bahwa aku sudah boleh hamil setelah mendapatkan terapi Tapros terakhir pada pertengahan bulan Februari besok. Apabila semua berjalan lancar dan tubuhku merespon baik terapi ini, maka perkiraan beliau, program kehamilan dapat dilakukan tiga atau empat bulan setelahnya. Karena setelah mendapatkan suntikan Tapros ini, untuk beberapa bulan ke depan, jadwal menstruasiku akan terhenti sejenak.

Nanti, setelah hormon di dalam tubuhku seimbang, maka aku akan haid lagi secara normal. Dan itulah yang menjadi penanda bahwa recovery dari pembersihan kista dan miom kemarin selesai, sehingga kehamilan sudah dapat segera dirancang. Subhanallaah.

Tapi, berhubung kemarin operasi yang aku jalani termasuk operasi besar layaknya seorang ibu yang melahirkan secara caesar, maka aku membutuhkan waktu lebih lama untuk bisa sembuh total dan organ dalamku kembali ke bentuk semula. Hal ini untuk mempersiapkan rahim, otot perut dan lapisan-lapisan kulitku yang akan membesar kelak bila aku hamil. Setelah melihat rekam medis dan history operasi kemarin, Prof. Farid memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk menyembuhkan trauma pasca operasi secara sempurna, kurang lebih akan memakan waktu sampai satu tahun.

Tak apalah menunggu sebentar lagi, untuk sesuatu yang indah. Sekarang aku jadi tidak sabar untuk suntikan Tapros ketiga. Karena dia yang akan mengantarkanku ke tahapan berikutnya. Untuk bisa menjadi seorang Ibu 🙂 Insyaallaah.

Penggalian Bakat Pertama : Menulis

Alhamdulillah…
Baru terbangun jam 00:12 untuk solat isya. what a day…

walaupun badan agak pegal-pegal. bekas jahitan sisa operasi kemarin terasa senut-senut. namun aku senang dan bersemangat. penggalian bakatku dimulai dari hari ini. petualangan yang cukup menarik, menambah ilmu dan memotivasi, tentunya.

awal pagiku lebih sibuk dari biasanya. karena 15 januari 2011 ini aku ikutan workshop menulis bersama Asma Nadia, penulis buku-buku best seller yang sangat inspiratif. kita diajarin bagaimana cara mencari ide yang menarik untuk memulai suatu penulisan, menetapkan setting dan penokohan dalam cerita agar tulisan kita lebih kuat dan hidup. kita juga diberikan tips untuk memutuskan alur atau plot yang akan kita gunakan serta ending yang membuat pembaca penasaran. materinya disajikan dengan santai dan menyenangkan. tapi sayang, durasinya seperti kurang. karena materi-materi di akhir sesi, seperti dibawakan secara terburu-buru mengejar waktu.

di akhir sesi, aku dan semua peserta “ditantang” untuk bisa menulis buku dan diterbitkan. setidak-tidaknya ada satu buku yang dapat kita cetak sebelum kita mati. dengan bersemangat mbak Asma Nadia bertanya ‘jadi, apakah bisa menulis satu buku sebelum mati?’ dan serentak para peserta menjawab tidak kalah bersemangatnya, ‘BISA!’.

dan, ada quote yang mbak Asma Nadia katakan sebagai penutup workshop ini, bahwa orang-orang yang menyerah tak akan pernah menang, dan para pemenang adalah mereka yang tak pernah berhenti. kata-katanya sangat dalam, menyentuh dan memotivasi aku untuk bisa jadi seorang penulis.

dengan izin ALLAH swt, aku yakin pasti bisa. suatu hari nanti akan ada buku (atau bahkan film) dan ada namaku sebagai penulisnya.

sebuah buku, setebal apapun, berawal dari satu lembar tulisan. jadi, yang harus aku lakukan sekarang adalah mulai berlatih menulis, dan terus menulis. mengerahkan segala kemampuanku untuk mebuat sebuah karya yang dapat bermanfaat dan menginspirasi orang banyak. semoga semua berjalan lancar…bismillah !

it’s 29!

good morning universe 🙂

pagi ini i’m officially 29 tahun dan 1 hari..yeeay..

hmmm…aku tak muda lagi ternyata, dan 364 hari ke depan aku akan sampai pada titik 30. waktu terbang begitu cepat. rasanya baru kemarin aku masih ada di jogja, sibuk dengan kuliah (never-ending-nyekripsi, lebih tepatnya), urusan forum silaturahmi yang aku bentuk bersama rekan-rekan mahasiswa alumni training ESQ disana, mulai belajar bisnis dengan jualan kerudung dan baju muslim, presentasi dan membangun jaringan peluang usaha pulsa yang memakan banyak waktu, tenaga dan pikiran, sampai-sampai aku harus opname karena sakit pada lambungku yang memang sudah kronik ini.

sepertinya baru kemarin aku menjalani profesi “from hobby to money” sebagai pelukis sepatu kanvas, bertemu dengan mantan pacarku, dipinangnya aku setelah hampir 2 bulan kita bertemu. dan sekarang, tak terasa sudah 7 bulan 9 hari aku menyandang namanya di belakang sebutan “nyonya”…hahaha, makin mempertegas kalo aku tidak muda lagi.

dan, tadi malam penyusunan resolusi pun telah selesai kubuat. karena bagiku awal dari penetapan resolusi bukan pada tahun baru masehi, tapi pada malam pergantian usiaku. alhamdulillah sudah banyak pencapaianku di tahun-tahun terdahulu, walau mungkin masih kurang maksimal. sudah begitu banyak peristiwa yang kulalui. dan tahun ke depan, segalanya harus lebih baik. insyaallah.

tahun ini tema resolusiku adalah “exploring myself” 🙂

mumpung masih belum waktunya punya baby, aku merencanakan berpetualang dengan bakatku. menggali lebih dalam kemampuanku dengan enjoy dan juga (sukur-sukur) menghasilkan rupiah dari sana *penting banget nih* 😀

rencana sudah tertulis dan doa-doapun telah terpanjatkan. semoga semua berjalan mulus dan terwujud seperti mimpiku. semoga ALLAH swt mengizinkan, meridhoi dan memudahkan segala urusanku ke depan. dan yang jauh lebih penting, semoga semua yang akan aku lakukan kelak, dapat bermanfaat untuk orang banyak.

and last but not least, semoga ALLAH swt masih memberiku umur sampai tahun depan. insyaallaah…amiiiiin.

birthday resolusi moment

#QuoteOfTheDay dari Salimafillah

“Maka tugas seorang beriman adalah mengatakan yang baik (benar isinya, indah caranya, tepat waktunya); atau diamlah dulu.”

– @salimafillah

The Other Me

Konon katanya, tak kenal maka tak kan sayang. Mari kita berkenalan dan melihat sisi lain dari aku, lebih dekat lagi..

Keep in touch!