Litelenjel's Stories
bercerita tentang rasa yang adatak terucap, bukan berarti tak dirasa..
Karena kita punya hati. Tempat bebas untuk menduga, berprasangka, berpendapat, merasa, dan memelihara mimpi. Wilayah abu-abu dari semua penilaian benar salah. Teritorial paling aman lagi pribadi. Kotak pandora penuh misteri, berisi hasrat dan rahasia terdalam.
Dan inilah kisah cerita hatiku. Isi benak dan pikiranku. Tentang aku, kamu, dan sekitar.
Dan Semua Berulang
Kamu adalah pola yang sangat aku hafal. Tak perlu menjadi jenius untuk bisa menerka yang terjadi.
Kamu adalah yang aku jiwai sepanjang hidup. Aku sangat mengenalmu.
Ketika pola sudah berulang, titik awal menjadi pintu terakhir. Sama seperti ketika semua dulu bermula.
Selalu ada waktunya untuk beringsut. Membawa sisa hati untuk pergi dan lanjut. Sudah cukup untuk larut dalam kalut.
Di ujung pola, di sini, kita berakhir. Selesai sudah. Waktunya aku keluar dari permainan.
Yang Terlalu
Pernahkah kamu terbangun dengan mata yang lembab. Basah.
Tapi ternyata kamu tak pernah tertidur. Kau hanya mengatupkan kedua kelopak matamu sepanjang malam.
Menikmati luka. Mengingat semua peristiwa. Dan menghayati rasa sakit di dalam hati yang begitu menusuk.
Tak ada lagi tangisan. Isak tangis telah usai. Rasa benci dan amarah sudah lewat.
Hanya air mata yang mengalir tanpa perintah. Tak bisa berhenti. Tak bisa terkendali.
Oh. Begini rupanya rasanya sakit hati. Hati yang sakit.
Mungkin ini saripati terakhir. Perasan ampas dari cerita kita. Ujung dari semua yang pernah ada. Hasil dari gerusan kecewa yang terus menyayat. Habis sudah.
Ujung Cerita
Dua perahu beriringan menuju garis hilir. Sejak dari hulu bertemu, mereka selalu bersama. Hujan dan terik tak memisahkan mereka.
Berdampingan melewati ribuan senja. Menikmati ratusan purnama bersama. Tak ada artinya batuan yang menghalangi. Terus melaju, menyusuri sungai.
Semua cerita pasti ada akhirnya. Arus yang tiba-tiba deras menghantar pada cabang sungai. Satu ke utara, yang lain ke timur laut. Berpisah, tanpa ada pesan. Tanpa kata pamit.
Lautan samudera masih belum tampak. Kini perahu kecil menyusuri sungai sendiri. Tak berkawan. Berusaha bertahan, dengan bahagia yang diciptakan sendiri.
Bukan salah sang arus deras. Tapi memang sudah waktunya, kisah dua perahu sampai di ujung cerita.
#SingWithMe Pretend to Forget
Superboy is Dead
Dulu, sebelum ada tanda emergency bergaung.. Masalah pasti sudah selesai.
Dulu, segalanya mudah. Tak ada problem tanpa solusi. Teratasi sekejap mata.
Dulu, ada superhero yang berjaga 24/7. Kapanpun, di manapun, apapun. Selalu siap sedia.
Pahlawan tinggallah nama. Mati bersama kenangannya. Tak tersisa. Tanpa jejak.
Dia pensiun dini. Mungkin lelah. Barangkali dia tersadar dan lantas malas. Atau, bisa jadi karena imbalan yang kurang.
Yang jelas, tak ada lagi si manusia super. Janji dan bualan dongengnya menguap bersama embun pagi.
#SingWithMe Sempat Memiliki
