Litelenjel's Stories

bercerita tentang rasa yang ada

tak terucap, bukan berarti tak dirasa..

Karena kita punya hati. Tempat bebas untuk menduga, berprasangka, berpendapat, merasa, dan memelihara mimpi. Wilayah abu-abu dari semua penilaian benar salah. Teritorial paling aman lagi pribadi. Kotak pandora penuh misteri, berisi hasrat dan rahasia terdalam.

Dan inilah kisah cerita hatiku. Isi benak dan pikiranku. Tentang aku, kamu, dan sekitar.

Bukan.. Bukan Gitu

Bukan perpisahan yang kusesali. Tapi kenyataan bahwa si hebat ternyata serendah ini.

Bukan pengkhianatan yang membuatku marah. Tapi apa yang kamu kerjakan, sudah merusak semua memori tentang kita.

Bukan pergimu yang aku tangisi. Tapi aku menyesal, pernah menjadi sangat bodoh, untuk begitu tulus terjerat dalam sandiwara rekayasamu.

Terlalu banyak “harusnya tak begini” yang tersisa. Cerita singkat ini meninggalkan jejak pilu yang mendalam.

Bertubi “oh, pantesan” sekarang. Menyisakan sedih yang tak berujung.

Koq ada ya, manusia kayak kamu?

Keji. Jahat penuh siasat.

Nyari Apa?

Lucu rasanya, bagaimana takdir membawaku ke titik ini. Dulu aku selalu pasang badan, setengah mati bertahan.

Dahulu kala, aku yang terdepan untuk meyakini. Sepenuh hati membela cerita kisah bualanmu.

Ternyata sejarah berulang. Lagi-lagi kamu menusuk dari belakang.

Tak pernah ada dalam prasangka. Kekasih hati masihlah manusia licik yang sama.

Hanya untuk nyaman sesaat? Entahlah..

Bagaimana Bisa

Masih lekat dalam ingat, bagaimana kamu begitu istimewa. Yang terbaik pada masanya.

Hingga berjuta maaf dan maklum selalu tersedia, memberi kesempatan untukmu berbenah.

Tak pernah terduga, kamu bisa meninggalkan luka sedalam ini. Kecewa ini begitu pekat.

Kamu ini manusia super. Idola dan pemberi harapan. Tempat paling aman yang kupunya.

Sekerdil itu ternyata dirimu. Setelah puas merusak, kau bersembunyi di balik bayangan semu. Menuding lantang menyalahkan waktu.

Tak pernah menyangka. Serendah ini manusia yang selalu aku bela dan puja.

Si hebat itu kini berubah menjadi benalu. Menghisap habis semua sari, dan mencampakkan jika sudah puas.

Jalan cerita hidup, tak ada yang bisa menebak. Yang dulu tercinta, kini jadi yang terkutuk.

Darinya aku belajar. Sekali pembohong selamanya akan selalu berlumur dusta.

Salah sendiri, pernah percaya.

Percuma

Apa gunanya jadi manusia, jika yang kamu ucapkan tak ada yang dengarkan lagi?

Apa gunanya masih bernapas, jika apa yang kamu kerjakan hanyalah jadi sumber curiga?

Apa makna hidupmu di dunia, jika kehadiran wujudmu tak ada yang pedulikan?

Hiduplah sesuka hatimu. Berbual terus menerus tiada henti. Menebar tipu daya, menyemai dusta setiap saat.

Percuma kau hidup, munafik. Apapun yang kamu ucap dan kerjakan, tak akan ada percaya lagi.

The Other Me

Konon katanya, tak kenal maka tak kan sayang. Mari kita berkenalan dan melihat sisi lain dari aku, lebih dekat lagi..

Keep in touch!