Select Page

Tak pernah terbayangkan, manusia paling dicinta akan menghadiahkan luka.

Kotak memori sekarang berisi duri tajam. Hanya ada sakit, pedih, dan air mata di sana.

Satu purnama telah berlalu. Luka ini masih belum sembuh juga.

Mengapa harus menipu? Mengapa harus berbohong? Mengapa tega membodohi? Mengapa begitu jahat? Mengapa brutal sekali memperalatnya?

Tidakkah aku cukup berharga untuk diperlakukan sebagai manusia yang punya hati?

Luka ini masih basah. Sakitnya masih terasa hingga ke tulang sumsum.

Semoga bisa sembuh. Semoga nanti bisa pulih. Semoga akan datang waktunya.